Monday, November 29, 2010

Kangen Nulis

Akhirnya ada kemauan lagi untuk menulis hehehe, yah... meskipun dengan kesibukan yang sangat menyita. Teman-temanku banyak yang bilang kalau waktu 24 jam itu sangatlah pendek. Buktinya banyak teman-teman yang bekerja sampai larut malam. Nah itu membuktikan bahwa waktu 24 jam masih kurang.

Kesibukan baru setealah resign dari salah satu penerbit buku di kota Malang, adalah sesuatu yang baru buatku. Aku menikmati kebebasan berekspresi, yang meskipun masih cukup tertatih. Tapi aku yakin, dengan ketekunan dan kemauan akan berjalan dengan baik.

Hehehe, rasanya masih sulit berekspresi lewat kata :)

Wednesday, August 18, 2010

Seni dan Ketelanjangan

aku memiliki beberapa temen perupa dan pelukis. mereka aktif dalam mengembangkan karya intelektualnya. mereka mengekplorasi dengan kecerdasan imajinaitf, namun tak sembarang orang loh mimiliki kecerdasan ini. hemmm namun terkadang mereka enggan memamerkan karya-karyanya. mengapa? aku pernah menanyakannya? karena seni itu "ketelanjangan" jawabnya singkat. aku jadi berpikir, apa itu ketelajangan?

"Andaikan aku telanjang, apakah aku malu? malu. ah enggak. tergantung tempatnya dimana. kalau di tempat umum yang banyak orang bagaimana? apakah aku masih malu? bagi orang yang normal dan sehat jasmani dan rohani pasti malu, kenapa malu? ya karena memiliki kemaluan".

iya ya bisa jadi mereka malu, malu kalau kelihatan telanjang. bukan senimannya loh...kalo seniman gak pernah malu.

karena banyak orang tidak memiliki kecerdasan imanjinatif, makanya sebagian orang hanya melihat karya seni secara visual. mereka tidak bisa menikmati dan mengapresiasi, malah sering kejadian karya2 seniman dianggap mengandung unsur2 pornografi.

sejenak, kita lihat saja dari histori bangsa Indonesia, salah satunya patung Roro Jongrang yang, maaf, telanjang dada, apakah juga mengandung pornografi? padahal itu berada di lokasi candi (tempat beribadah). andaikan saja patung Roro Jongrang ada di tengah kota apakah juga akan dianggap mengandung unsur pornografi?
melihat seni secara visual saja tidak cukup. kalau tidak mengerti ya harusnya berusaha mengerti atau belajar kepada para maestro seni. jangan sok pintar, gunakan nalar untuk bisa mengerti.

bagi temen2 seniman, teruslah berkarya.

image by http://id.wikipedia.org/wiki/Rara_jonggrang

Refleksi Bola


Permainan sepak bola dapat dikategorikan sebagai permainan yang rekreatif. sangat merakyat dan murah. ya murah, karena ditempatku gratis jika ingin bermain, tinggal jalan kaki sudah sampai ke lapangan. Tidak hanya anak-anak yang senang bermain bola, bapak-bapak dan ibu-ibu pun juga menyukai permainan yang satu ini. eh...jangan ngeres dulu loh. Iya, saat menjelang Agustusan sering diadkan acara lomba sepak bola antar kampung ataupun antar warga untuk memeriahkan ultah negara RI. Ada bapak-bapak yang bermain sepak bola pakai daster dan berdandan ala ibu-ibu, sedang ibu-ibu bermain sepak bola dengan memakai sarung. seru! seru! banyak gelak tawa mengiringi permainan itu, tapi yang lebih asik permainan itu pasti diakhiri dengan kegembiraan.

Hemmmm...jadi ingat masa kecil.

Tapi sekarang permainan sepak bola sering dijadikan ajang strategi untuk menendang teman sendiri, alias jegal-jegalan, sikut-sikutan, saling tunjuk dan saling adu jotos. Yah, mungkin sekarang udah pada pinter kali ya, memelajari sepak bola sebagai strategi untuk menjatuhkan teman sendiri. Bagi yang kerja di kantoran juga sering ada yang menggunakan strategi sepak bola sebagi alat untuk menaiki tangga kesuksesan. Bagi yang bergelut dengan keringat di lapangan hemmmmm selintutan alias cerdik untuk mendahului teman-temannya untuk menjadi yang terdepan.

Bermain sepak bola adalah permainan team, tidak bisa bermain sendiri. Ada penjaga gawang, bek, gelandang, dan penyerang. tapi ada juga sebuah team yang strateginya seperti bermain bola untuk memasukan temannya ke gawang, maaf bukan bolanya, ditendang-tendang kesana-kemari hanya untuk mencari-cari perhatian.

huh...! sepak bola tetaplah sepak bola, 22 pemain yang berebut memasukan bola ke gawang lawan

KOMPOR LPG VS KAYU BAKAR

Beberap awaktu yang lalu ibuku membeli tabung gas LPG (Liquefied petroleum gas) beserta kompornya dari salah satu teman kerjanya seharga 100rb. Hem, lumayan untuk cadangan di dapur rumah kami.

Fakta ini menarik karena tidak semua orang mampu mengoperasikan kompor berbahan bakar gas. Aku tidak menyalahkan teknologinya, yang pasti teknologi baru itu pasti ada nilai tambahnya. Namun yang aku pikirnkan adalah mengapa beberapa orang tetanggaku tidak mau menggunakan gas LPG, malahan mereka lebih senang menggunakan kayu bakar.

Jadi ingat 30 tahun yang lalu saat masak segala macam masakan masih menggunakan kayu bakar. Ya meskipun rasa makanan atau minuman yang sudah masak menjadi sangat khas, hehehe, tetapi kami bisa menikmatinya.

Sekarang harga kayu bakar ditempatku sekitar 100rb per m3, belum lagi kalau dicampur dengan “blarak” dan “batok” kelapa, serta ranting dari kayu kering. Hemm pasti bisa dipakai berbulan-bulan. Tapi apakah akan menggunakan kayu bakar terus menerus? Mungkin didaerah tertentu masih menggunakan kayu bakar meskipun kompor LPG terus disosialisasikan. Memang sulit mengubah kebiasaan, harus perlahan-lahan meninggalkan kebiasaan yang sudah nyaman.

Di salah satu media cetak nasional juga menulis, korban ledakan gas LPG berjatuhan, bukan tabungnya loh. Serta ada wacana pula, pemerintah akan menarik komponen tabung gas 3kg karena tidak berstandart SNI (Standar Nasional Indonesia), hemmm hayoooo kira-kira bisa ditebak siapa nih yang menjadi biang keroknya.

Harapanku semoga dengan wacana pemerintah ini akan miningkatkan mutu sarta kualitas terhadap komponen tabung gas 3kg, dan yang terpenting tidak akan ada lagi korban setelah semua masyarakat Indonesia menggunakannya.

Friday, July 23, 2010

Cara Mempromosikan Blog di Search Engine

search_engineSetelah Anda selesai membuat weblog dan sudah memposting beberapa tulisan ataupun foto ke dalam blog, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah mempromosikan alamat blog Anda ke internet. Karena tanpa ada yang tahu alamat blog Anda, tulisan atau foto2 anda yang sudah terposting akan sia-sia.
Untuk mempromosikan blog Anda, ada beberapa cara yang harus Anda lakukan.

1. Daftarkan blog Anda ke mesin pencari atau search engine. Anda cukup mendaftarkan alamat blog Anda ke search engine yang ada di internet, maka search engine nantinya yang akan memperkenalkan blog Anda ke semua pengguna internet.
Berikut beberapa daftar alamat search engine popular:
http://google.com/addurl
http://siteexplorer.search.yahoo.com
http://search.msn.com/doc/submit.aspx
http://altavista.com/addurl/default
http://alltheweb.com/add_url.php
http://baidu.com/about/service

2. Setelah anda mendaftar ke situs-situs search engine tersebut, maka search engine mereka akan menelusuri (meng-crawl) alamat situs Anda dan memasukan ke daftar mereka. Dan ketika ada pengguna internet yang melakukan pencarian lewat search engine tersebut dan salah satu keywordnya berkaitan dengan blog Anda, maka alamat situs Anda akan muncul dalam daftar hasil pencarian.

3. Daftarkan alamat blog anda ke situs-situs komunitas blogger. Anda dapat mencarinya pada salah satu search engine.

4. Tukar Link
Ajak teman blogger Anda sebanyak-banyaknya untuk bertukar link di blog Anda dan sebaliknya. Tukar link ini biasanya disebut blogroll, salah satu manfaatnya untuk mempercepat popularitas blog Anda.

5. Berkunjung ke blog lain
Selain untuk diajak blogroll, sempatkan mampir ke blog orang lain meskipun belum anda kenal. tinggalkan komentar dan jangan lupa memasang alamat blog Anda.

6. Rutinitas Posting
Usahakan untuk memposting tulisan-tulisan Anda secara berkala, hal ini akan membuat pengunjung blog Anda akan datang teratur.

7. Menyisipkan alamat email blog pada signature email
Cara lain untuk mempromosikan blog Anda adalah dengan menyisipkan alamat blog Anda pada signature email. Sehingga pada saat teman/klien anda membaca email Anda, alamat blog anda juga akan terpampang disana.

Sedikit sharing ini semoga bermanfaat.

Tips Mempercantik Blog/Menampung Pesan Pengunjung dengan Myshoutbox

imgmyshoutboxBagi para blogger yang baru saja bergabung di dunia maya dan ingin mempercantik tampilan blog Anda, Anda bisa, mengikuti sharing saya dengan tips berikut ini.

Pertama.
Menampung pesan pengunjung di blog Anda
Silakan mengunjungi situs http://myshoutbox.com dan segera register, klik join now, isi form registration secara lengkap seperti yang diminta. Setelah itu Anda akan menerima informasi yang menampilkan nomor identitas akun Anda pada http://myshoutbox.com , catat dan simpan nomor id tersebut, karena akan dipakai setiap kali ingin mengakses akun Anda.

Kedua.
Lanjutkan dengan login ke http://myshoutbox.com. Setelah muncul halaman akun Anda, klik link shoutbox configuration dibawah shoutbox configuration (dispay etc). selanjutnya akan terbuka halaman shoutbox configuration, klik messege style > change. Lalu muncul halaman pilihan untuk menampilkan halaman komentar, pilih salah satu sesuai dengan keinginan Anda. Jangan lupa menyimpan hasil settingan Anda. Selanjutnya akan muncul halaman modification successfull. Silakan kembali ke menu configuration , langkah selanjutnya pilih language of the shoutbox klik change , jangan lupa save setting ya.
Selanjutnya silakan kembali ke halaman administration main menu

Ketiga.
Dapatkan code HTML dengan mengklik code generator, selajutnya ubah settingan sesuai dengan keinginan Anda, sesuai dengan lebar dan tinggi kotak komentar sesuai dengan ukuran ruang yang ada. Lanjutkan dengan mengklik generate code.
Dihalaman baru HTML-Code for you Shoutbox, copy cede HTML tsb ke template blog Anda dengan paste. Simpan settingan baru dan lihat ke blog Anda.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

Thursday, June 3, 2010

TIPS MENULIS BLOG

penTIPS MENULIS BLOG


Kalau kita amati dalam menulis di media internet (blog) dan cetak ada perbedaan yang mencolok. Kita ambil contoh Koran KOMPAS dengan KOMPAS.COM, sangat berbeda bukan? Dalam blog ini aku akan sharing beberapa tips untuk menulis blog yang mungkin berguna bagi temen-temen.




  1. Kecepatan Membaca, dibeberapa sumber menyatakan bahwa kecepatan membaca di internet pada umumnya sekitar 10-30 detik. Jadi mari kita belajar untuk menulis di blog yang kira-kira bisa dibaca sekitar waktu tersebut. (kecuali tulisan tersebut memang tidak bisa diringkas, misalnya; cerpen, tesis, journal, undang-undang dsb).

  2. Fokus, fokus menulis pada tema-tema yang kita kuasai, karena kalau tulisan yang kita posting tidak kita kuasai, suatu saat akan dikomen/disanggah oleh pembaca lain kita tidak dapat menjelaskannya. Selain itu jika tulisan yang kita posting merupakan bidang kita, akan sangat mudah untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang kita punyai..

  3. Keyword, gunakanlah keyword yang sesuai dengan tema tulisan, sehingga akan memudahkan user mencari di search engine.

  4. Desai, desain web sangatlah penting karena untuk menunjang kredibilitas kita. Jadi mari kita belajar menulis yang baik dan enak dibaca, memasukan foto yang bagus, memilih theme yang menarik, sehingga pembaca akan menganggap bahwa blog kita ditulis oleh orang yang bertanggungjawab.


Semoga bermanfaat. Kalo masih kurang bisa ditambahkan loh!

Monday, April 5, 2010

Alamat Penerbit Buku Indonesia

Penerbit Escaeva


Home page: http://www.escaeva.com
Alamat penerbitTaman Pajajaran A7/24 Bogor Jawa Barat Indonesia16144


Email: escagroup@yahoo.com
menerbitkan buku umum, non fiksi dan fiks


====================

Penerbit Gandum Mas


Home page: http://www.gandummas.com
Alamat penerbit

Jl. Raya Karanglo No. 103 Malang - Jawa Timur

Kotak Pos 46 - Malang 65101

Telp: (0341) 485169 ext. 103 & 104

Faks: (0341) 491570

email: infobuku@gandummas.com
Menerbitkan buku agama Kristen

========================

Penerbit Lentera Hati


Home page: http://www.lentera-hati.com
Penerbit Lentera Hati
Jl.Kertamukti No.63 Pisangan Ciputat 15419
Telp. +62 21 7421913
Fax. +62 21 7421913
email: info@lenterahati.com
Menerbitkan buku umum, dan rohani agama Islam

Sunday, March 7, 2010

Sistem Royalty dan Beli Putus Naskah Buku

imagesbookSistem Royalty dan Beli Putus Naskah Buku

Banyak temen-temen yang bertanya, jika saya ingin menerbitkan buku, saya harus membayar berapa? Bisanya saya selalu menjawab “gratis”. Eh temen saya malah melongo.

Secara umum ada beberapa sistem dalam kerjasama penerbitan buku, antara lain:

  1. Naskah buku dibeli putus oleh penerbit. Maksudnya adalah naskah dari penulis langsung dihargai (dibeli) oleh penerbit. Tentu saja negosiasi harga sebuah naskah harus sesuai dengan kesepakatan antara penulis dan penerbit. Untuk itu penulis tidak mendapat royalty. Kesepakatan/kerjasama sistem beli naskah putus tiap penerbit tidak sama, tergantung dari kebijakan masing-masing penerbit.

  2. Naskah buku dengan sistem royalty. Royalty adalah pembagian dari hasil penjualan buku. Besaran royalty di Indonesia rata-rata 10% dari harga buku (bruto). Misal; jika harga buku Rp10.000,-/eksemplar maka penulis akan mendapatkan royalti sebesar Rp1000,-/eksemplar. Pada umumnya royalty diberikan setiap semester. Namun ada juga penerbit yang membayarkan royalty lepada penulis dimuka, artinya sebelum buku terjual penulis sudah mendapatkan royalty terlebih dahulu. Besaran pembayaran royalty tergantu kebijakan penerbit. Maka dengan sistem ini penulis tidak dibebani biaya produksi.

  3. Naskah buku dengan sistem subsidi. Dalam hal ini penerbit dan penulis atau mungkin ada sponsor, bekerjasama mendanai biaya pembuatan buku, sehingga memungkinkan harga buku lebih murah.


Namun dari ketiga contoh sistem kerjasama penerbitan buku ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kebijakan penulis dan penerbit menegosiasikannya.

Proses Umum Penerbitan Buku

diagram umum proses penerbitan buku

Proses Umum Penerbitan Buku

  1. Naskah Buku/Mengirim Naskah Buku. Naskah buku bisa berasal dari seorang penulis atau hunting naskah baik dari dalam maupun luar negeri (buku terjemahan). Jika naskah buku berasal dari seorang penulis lokal biasanya naskah dikirim langsung ke penerbit, misal: Gramedia Pustaka Utama, Grasindo, Elexmedia, Erlangga, Kanisius, Dioma, Galangpress, penerbit Kompas dll. Pada umumnya pihak penerbit mensyaratkan pengiriman naskah dalam bentuk print out dan soft copy (dalam CD atau DVD). Untuk memudahkan proses penerimaan naskah, penulis perlu menyertakan data pribadi secara lengkap dan ringkasan tentang isi dari naskah tersebut. Lebih lengkap lebih baik. Jangan lupa memberikan catatan tentang point of sales dari nakah buku yang dikirimkan,  sehingga pihak redaksi bisa segera memproses/menyeleksi naskah tersebut. Penulis tinggal menunggu beberapa minggu untuk menanti jawabkan dari redaksi, apakah layak diterbitkan atau tidak. Jika proses menunggu terlalu lama tidak ada salahnya kalau anda proaktif menghubungi pihak penerbit.

  2. Penerbit Buku. Setelah naskah diterima oleh penerbit, maka naskah tersebut akan diseleksi oleh pihak redaksi. Redaksi akan menilai apakah naskah tersebut layak terbit atau tidak. Naskah yang layak terbit tergantung dari penilaian redaksi, misal; apakah naskah tersebut sesuai dengan visi dan misi penerbit? Apakah marketable dengan kondisi pasar sekarang? Dll. Sebagai contoh: naskah buku pelajaran sekolah lebih cocok dikirimkan ke penerbit yang memang konsen/memiliki visi misi di dunia pendidikan, misalnya penerbit Erlangga, Grasindo, Intan Pariwara, dsb. Jadi penulis juga perlu tahu, kira-kira naskahnya sesuai diterbitkan di penerbit mana? Untuk mencari info penerbit bisa melalui internet, googling, atau alamat penerbit buku. Jika naskah tersebut layak terbit maka penulis akan dihubungi penerbit, selanjutnya akan dibuatkan MOU kerjasama penerbitan antara Penerbit dan Penulis. Jika naskah tidak layak terbit, akan dikembalikan oleh penerbit ke penulis. Namun, jangan berkecil hati. Naskah yang dikembalikan belum tentu tidak layak terbit, karena itu penilaian dari satu penerbit. Coba tawarkan ke penerbit lain, mungkin naskah tersebut sesuai di penerbit lain. Sebagai saran; jangan pernah mengirimkan naskah anda dengan judul dan isi yang sama ke banyak penerbit, karena dapat menyulitkan penulis jika ternyata naskah tersebut diterima oleh lebih dari satu penerbit. Kedua, jangan pernah mengirimkan naskah buku yang sudah pernah diterbitkan oleh penerbit yang masih dalam ikatan kontrak, bisa jadi nama anda akan di blacklist oleh penerbit.

  3. Proses Editing Naskah. Andaikan naskah anda sudah diterima dan akan diterbitkan oleh penerbit. Jika ya, anda pasti sudah menandatangi surat perjanjian kerjasama penerbitan buku. Baca secara seksama, agar anda juga mengetahui segala hak dan kewajiban yang nantinya akan anda patuhi dan terima. Jika dalam point perjanjian ada pasal-pasal yang tidak sesuai dengan keinginan anda, anda bisa menegosiasikan dengan pihak penerbit sehingga perjanjian dapat menguntungkan kedua belah pihak. Selanjutnya naskah anda akan diproses kembali melalui editing dan setting. Seiring berjalannya proses editing dan setting naskah, pihak penerbit juga menyiapkan cover buku untuk buku anda. Setelah semuanya selesai, selanjutnya tinggal menunggu proses cetak di percetakan. Penulis tinggal menunggu hasil dari karya intelektualnya. [semoga bermanfaat]

Thursday, February 25, 2010

Belajar Konsep Desain

bulbMendesaian sebuah layout sebuah media informasi (buku, booklet, brochure, flier, tabloid, dll) memang tidak mudah. Ternyata butuh modal dasar untuk yang memang tidak gampang. Salah satunya dengan menggunakan konsep dasar 5 W ( What, Why, Who, When, Where) dan 1 H (How), begitulah share dari temen-temen desainer.

  1. WHAT, apa tujuan desain tersebut? Menetapkan tujuan sangat penting karena tanpa tujuan pesan yang akan disampaiakan akan tidak tersampaiakan.

  2. WHY, mengapa media informasi ini penting untuk audience?

  3. WHO, siapakah target audience-nya/pembacanya?

  4. WHEN, kapan waktu yang tepat untuk mempublikasikan media informasi.

  5. WHERE, dimana dapat meletakan/memasang media informasi supaya mudah dibaca oleh terget audience.

  6. HOW, bagaimana cara menyampaiakannya pesan agar dapat cepat diterima oleh target audience.


Biasanya sebelum desainer memulai sebuah proses mendesain sebuah media informasi ataupun buku ada proses creative brief, dari atasan atau pihak yang terkait/pemesan, yang fungsinya sama dengan konsep desain, namun tertuang dalam bentuk tulis. Pada prinsipnya seorang desainer akan lebih cepat bekerjanya jika mendapat informasi secara lengkap. Sehingga nantinya dapat tertuang dalam desain yang begitu menarik dan pesan dari informasi itu dapat sampai ke target audience. (Semoga bermanfaat)

Sunday, February 21, 2010

Seperti Kisah di Calcutta

teresaSeperti Kisah di Calcutta

Ibu Teresa pernah bermimpi, Santo Petrus menghalanginya masuk ke surga. Penjaga pintu surga itu membentaknya keras, “Enyahlah kamu. Di surga ini tidak tersedia tempat-tempat kumuh!”

Ibu Teresa marah. Ia membalas menjawab, “Baiklah, akan kupenuhi surga dengan gelandangan dan penghuni-penghuni tempat kumuh sebanyak-banyaknya, sampai aku sendiri memunyai hak untuk memasukinya”. …

Begitulah penggalan cerita yang ditulis oleh romo Sindhunata SJ. Dari buku Segelas Beras Untuk Berdua penerbit Kompas.

Cerita tersebut menggambarkan suatu realita kehidupan, masih banyak disekitar kita yang membutuhkan uluran tanggan kita, namun terkadang kita menutup mata.

Suatu pagi aku mengunjungi toko buku Gramedia di Jalan Basuki Rahmat Malang. Saat aku berada di lantai dua dan melihat kearah bawah dari dinding kaca, beberapa bule dari Negeri Belanda membagi-bagikan bingkisan kepada beberapa anak-anak jalanan. Anak-anak itupun melonjak-lonjak kegirangan sambil mengakat-angkat bingkisannya. Yah, mungkin hanya ada rasa gembira yang ada dihatinya. Mereka amat menyukuri berkat dari tutup-tutp botol minuman ringan yang ia jadikan alat music bisa menjadikan sesuatu yang amat menggembirakan. Suara alat music yang mengiringi suara fals mereka, yang terkadang sangat memekakan telinga sungguh menjadikan mereka bahagia.

Dihimpit oleh bangunan-bangunan tinggi di pertokoan Kayutangan Malang, tidak sedikit kaum marginal yang sibuk bergulat dengan keringatnya. Tukang becak, penjual jamu gendong, penjaja koran jalanan dan antrian microlet sering mangkal di depan toko OEN yang sering dikunjungi tourist yang kebanyakan berasal dari negeri Belanda. Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus yang berdiri megah bersebelahan dengan restoran sepat saji McDonald juga tidak kalah megahnya menghiasi tata kota. Tetapi disinalah yang tidak disadari bagi banyak orang, yaitu muncul kebahagiaan bagi anak-anak jalanan, terutama pada hari itu, hari dimana aku bisa melihat karya Tuhan yang membagikan tubuhNya.

Modernisasi bagi sebagian kaum ini tidak membuat surut dalam berjuang menghadapi tantangan hidup. Malah menjadikan modernisasi sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diperjuangkan. Dinding-dinding beton kokoh yang menghimpit rumah kardus justru menjadikan surga bagi meraka, karena ada sedikit berkat dari modernisasi. Tidaklah mungkin Tuhan menciptakan mahkluk hidup jika akan diterlantarkan.:-)

Lonceng Gereja dan Dering Handphone



bellMenarik kalau kita mengamati disekeliling kita, tatkala kita mengikuti sebuah perayaan ekaristi/misa di gereja, tiba-tiba  terdengar dering handphone. Ironisnya yang merasa memiliki handphone justru tersenyum ataupun tertawa  pelan mendegar suara dering, dengan entengnya menjawab hallo!

Peristiwa diatas mungkin sering kita jumpai dibeberapa gereja, terlebih di gereja-gereja di kota besar. Rasa khusuk/sakral terhadap perayaan ekaristi semakin lama semakin tenggelam. Namun itu semua menjadi tanggung jawab kita sebagai umat kristiani. Bukankah kita tidak mau mengganti deantang lonceng gereja dengan dering HP?

Membuat Kalimat Judul Buku

judul buku

Pengenalan Komputer Pada Anak, Financial Revolution, Marketing Revolution, Berguru Pada Anak, Membajui Yang Telanjang, Nikmatnya Mie Remes, 7 Langkah Mudah Menjadi Web Master, How To Advertise, Tips & Trik Menjadi Blogger, Kaya Lewat Internet, dan lain sebagainya.

Kalimat diatas adalah contoh kalimat judul sebuah buku. Kalau kita amati kata dari masing-masing kalimat judul diatas tidak ada yang lebih dari 5 kata.

Memang menarik kalau kita mencermati ribuan judul buku yang beraneka warna serta font di toko buku terkemuka diseluruh kota besar Indonesia. Lalu apa yang menarik? Barangkali, salah satunya adalah rangkaian kalimat judul. Bagi orang awam, apalagi yang sama sekali tidak berkecimpung di dalam proses pembuatan sebuah buku pasti tidak akan tahu tahap-tahap membuat kalimat judul.

Memang tidak mudah membuat kalimat judul hingga layak tampil di halaman cover depan dari sebuah buku. Dalam hal ini, editor dan marketinglah yang merupakan tempat menggodok atau memroses kalimat judul. Membuat kalimat judul sama halnya dengan merangsang calon pembeli, minimal melirik dan tertarik dengan kalimat judul yang kita buat, sehingga akan terjadi transaksi pembelian.

Berikut ini adalah beberapa masukan dari teman-teman penerbit (buku) mengenai proses pembuatan kalimat judul sebuah buku:

Pertama, hendaknya kalimat judul dibuat beberapa kalimat kurang lebih 5 sampai 10 kalimat, sebagai deretan kalimat untuk didiskusikan. Kalimat judul harus erat kaitannya dengan isi buku.

Kedua, bersama team mendiskusikan kalimat judul. Kalimat judul harus memiliki kuatan menjual. Sehingga buku tersebut, meskipun hanya dengan sebuah judul saja sudah mampu menjual dirinya sendiri jika terpampang di toko buku, media iklan maupun di media promosi yang lain.

Ketiga, jika dimungkinkan melakukan survey pasar untuk menentukan judul mana yang paling dilirik pertama kali oleh calon pembeli, meskipun calon pembeli belum membaca isi bukunya.

Keempat, memutuskan judul mana yang akan dipakai dalam kalimat judul.

Kelima, berdiskusi dengan bagian desain grafis untuk menentukan pembuatan desain cover buku. Jika dimungkinkan melakukan survey pasar untuk memutuskan desain mana yang layak jual.

Proses pembuatan judul buku tidaklah berhenti begitu saja sampai kelima. Pasti! Ada langkah keenam, ketujuh dan seterusnya. Minimal bagi orang awam tahu garis besarnya bagaimana proses membuat kalimat judul sebuah buku.

Memang, ada kalanya kalimat judul buku tidak dibuat oleh pihak penerbit. Penulis biasaya sudah mencantumkan judul buku yang ditawarkan ke penerbit. Tetapi untuk menentukan kalimat judul mana yang akan dipakai tergantung dari kesepakatan antara penulis dan penerbit. Maka, disini sering terjadi pro dan kontra dalam menulis sebuah kalimat judul. Si penulis menginginkan judul sesuai dengan idenya sendiri tanpa memperhitungkan apakah judul itu menjual, sedang penerbit sangat mempertimbangkan layak tidaknya judul sebagai kalimat yang menjual. Disinilah perlu adanya komunikasi yang baik antara pihak penulis dan penerbit. [yos ] :-)