Tuesday, July 28, 2009

Analitical Thinking

Tidak hanya berpikir kreatif, tetapi harus juga berpikir logis dalam kenyataan.  Saya teringat saat mengikuti seminar yang dibawakan oleh James Gwee disuatu kesempatan. Saat itu James membawakan tema tantang service exellence (layanan prima). Sebuah layanan yang sering didengung-dengungkan di berbagai perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Kemudian, dari hasil seminar itu saya coba mengkaitkan dengan cerita saya ketika menginap disebuah hotel di Surabaya. Ketika saya turun dari mobil taxi bersama teman saya, seorang petugas hotel, yang kebetulan pada saat itu berada didepan pintu masuk segera menghampiri saya, menawarkan diri untuk membantu mengangkat dan membawakan tas dan barang bawaan kami. Selama kami check-in di receptionist sang petugas hotel yang membawakan tas kami setia menunggu dan setelah itu mengantar kami menuju kamar hotel di lantai 3 melalui lift. Wawan, nama petugas hotel, sangat ramah dan supel, ia tidak canggung menayakan kami dari mana, atau menanyakan mau berlibur kemana dan lain sebagainya. Setelah pintu lift terbuka, Wawan segera keluar, mengantar dan menunjukan letak kamar kami, setelah sampai ia membuka pintu kamar dan mempersilakan kami masuk dan menaruh tas kami dilemari pakaian “ beberapa kebutuhan selama anda menginap sudah kami sediakan, selamat beristirahat, semoga kami bisa melayani anda dengan baik. Jika membutuhkan sesuatu silakan menghubungi saya.” begitu ucap Wawan, setelah itu ia menutup pintu dan meninggalkan kami.

Kisah itu sangat menarik karena sangat menyetuh hati saya, yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan ternyata bisa saya rasakan. Perjalanan selama turun dari taxi sampai istirahat di kamar hotel, kami merasa dimanjakan dengan pelayanannya, ya, meskipun bukan sekelas hotel berbintang tetapi bagi saya sangat baik. Hanya dengan menginap di hotel yang bertarif tiga ratus ribu bisa mendapatkan pengalaman dari pelayanan hotel yang menyenangkan.

Jadi para “pelaku” itu, entah manajernya, atasannya langsung atau Wawan sendiri, meskipun tidak secara langsung juga mengemukakan berbagai fakta yang logis, membuat kemajuan terhadap ide dan masalah dengan cara menganalisa pelanggannya. Mereka menggugat atau memberontak dari asumsi-asumsi yang mungkin sudah sering dijalankan (sudah menjadi treadisi/budaya) dan mencari asumsi-asumsi baru untuk meningkatkan pelayanan dengan salah satu cara berpikir analistis. :-)

No comments: